Kilasborneo.com – Harga saham emiten batu bara secara mayoritas mengalami penguatan pada perdagangan sesi I Jumat (27/1/2023), di tengah pulihnya harga batu bara dari koreksinya.
Hingga pukul 09:56 WIB, setidaknya ada 7 saham batu bara yang sudah melesat hingga 1%-2% lebih.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 105 | 2,94% |
Indika Energy | INDY | 2.460 | 2,07% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 3.060 | 1,66% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 298 | 1,36% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 35.600 | 1,35% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 4.080 | 1,24% |
Bukit Asam | PTBA | 3.430 | 1,18% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 700 | 0,72% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 6.800 | 0,37% |
Bumi Resources | BUMI | 156 | 0,65% |
Bayan Resources | BYAN | 19.950 | -0,13% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.680 | -0,59% |
Saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) memimpin penguatan saham batu bara pada perdagangan sesi I hari ini, yakni melejit 2,98% ke posisi harga Rp 105/saham.
Selanjutnya di posisi kedua, terdapat saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang melompat 2,07% ke Rp 2.460/saham.
Tak hanya itu, beberapa saham batu bara big cap juga terpantau cerah, seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), di mana ketiganya sudah melesat hingga 1% lebih, bahkan nyaris 2%.
Namun sayangnya, emiten batu bara berkapitalisasi pasar paling jumbo yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) milik salah satu orang terkaya RI Low Tuck Kwong pada hari ini cenderung melemah yakni sebesar 0,13% menjadi Rp 19.950/saham. Selain BYAN, saham perusahaan milik Boy Thohir PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga cenderung lesu yakni melemah 0,59% ke Rp 1.680/saham.
Harga batu bara acuan dunia yang kembali bangkit setelah terkoreksi berhari-hari membuat saham emiten batu bara di RI pun ikut rebound pagi hari ini.
Pada perdagangan Kamis kemarin, harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 259,25 per ton. Harganya menguat 2,37% dibandingkan hari sebelumnya.
Penguatan harga batu bara kemarin memutus tren negatif sang pasir hitam yang melemah sejak 18 Januari 2023 atau enam hari perdagangan beruntun.
Kendati menguat, harga batu bara masih bergerak di level terendahnya dalam sembilan bulan terakhir.
Kembali menguatnya harga batu bara ditopang oleh sejumlah faktor. Di antaranya adalah aksi bargain buying, proyeksi kenaikan harga energi di Prancis, serta kemungkinan kenaikan penggunaan batu bara di Inggris.
Banyak dari trader diperkirakan memanfaatkan untuk membeli harga batu bara di harga rendah saat ini sehingga permintaan naik.
Dalam catatan Refinitiv, harga batu bara memang jarang melemah selama lebih dari enam hari. Sejak awal 2022, hanya dua kali harga batu bara melemah lebih dari enam hari yakni pada pertengahan Maret dan akhir April 2022.
Harga komoditas pasir hitam ini juga kembali menguat karena operator sistem listrik Inggris National Grid ESO sudah meminta pembangkit mereka untuk menghangatkan mesinnya pada Kamis.
Perintah tersebut adalah yang ketiga kalinya dilakukan pada pekan ini.
“ESO mengeluarkan notifikasi jika kita akan melakukan langkah kontigensi dengan menghidupkan pembangkit batu bara. Notifikasi ini bukan berarti jika pembangkit akan digunakan tetapi memastikan jika pembangkit siap kapanpun digunakan,” tutur juru bicara National Grid ESO, dikutip dari The Guardian.
Sementara itu, rencana demo pekerja sektor kelistrikan di Prancis mendorong kenaikan harga energi. Demo diperkirakan akan menurunkan produksi listrik di Prancis, terutama dari pembangkit nuklir. (*)
Leave a Reply